Pukul 22.23 WIB, dan saya masih di depan laptop yang sudah
menyala hampir 8 jam. Bukan untuk menggarap proposal tesis, tapi membaca blog
dari satu blog ke blog yang lain. Yah..seperti yang saya tulis di posting
sebelum ini, saya, tanpa alasan yang jelas dan tidak mampu dinalar oleh diri
saya sendiri, sangat enggan untuk mengerjakan paling tidak satu paragraf saja
untuk proposal tesis saya. Dan akhirnya hobi saya yang sempat surut hampir satu
tahun belakangan ini kembali saya lakukan yaitu blogwalking. Bermula dari keisengan saya membuka di google search tentang cerita-cerita di
blog mahasiswa asal Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Eropa, jadilah
saya menemukan beberapa blog yang sangat membuat saya tertarik untuk
membacanya.
Sedari kemarin saya blogwalking
dengan santai di kamar, sambil berguling-guling ria di atas kasur, membiarkan
diri tenggelam dalam cerita-cerita mereka di Benua Biru yang makin mendorong
saya untuk bisa menginjakkan kaki di sana. Ya, saya dari dulu, seingat saya
mulai dari ketika saya menonton tayangan
televisi yang menggambarkan keindahan kota-kota di negara-negara eropa, saya
tidak ingat persisnya kapan, waktu SMA kalau tidak salah, saya sangat kagum
dengan Benua ini, bangunan-bangunannya yang penuh sejarah, Benua dimana hampir
semua ilmuwan dilahirkan di sana, sejak saat itulah saya bermimpi untuk bisa ke
sana. Someday.
Pada saat itu, saya menganggap mimpi saya itu hanyalah mimpi
selayaknya mimpi sebagai bunga tidur, khayalan semata, karena seingat saya,
sampai saya SMA, saya tidak pernah bertemu dengan orang yang telah menginjakkan
kaki di sana. Ibarat pungguk merindukan bulan. Ibarat jauh panggang dari api.
Mimpi yang tidak akan pernah terwujud.
Tapi berbeda dengan sekarang, dengan membaca tulisan-tulisan
dari mereka yang telah tinggal di sana, saya rasa-rasanya tidak terlalu naif
untuk sekedar bercita-cita ingin ke sana. Seakan mimpi yang dulu saya anggap
sangat tidak mungkin digapai, namun itu sangat mungkin untuk dilakukan oleh
saya yang sekarang. Rambut kita sama hitam, makanan kita sama nasi, kalau
mereka bisa ke sana, kenapa saya tidak? Ya begitulah yang ada di pikiran saya sekarang
ini.
Memang hal ini masih berupa cita-cita, tapi bukankah sebuah
pencapaian didahului oleh cita-cita? Someday, i don’t know when, i will go there, Europe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar